Surat Terbuka ..

Assalamu Alaikum Wr.Wb..

Kepada Yth.
Bapak/Ibu Legislatif, Yudikatif, Ekskutif, dan Pihak-pihak yang terkait
Di kursi masing-masing..


Perkenalkan nama saya ima, lahir 23 tahun yang lalu, anak kedua dari 2 bersaudara. Bapak adalah seorang purnawirawan polri pensiun belasan tahun yang lalu dan mama adalah penjahit pakaian wanita. Dilihat dari latar belakang tersebut dapat disimpulkan kami bukan keluarga kaya, tapi dengan bangga aku bilang hati kami jauh lebih kaya dibanding para petinggi negeri ini.

Ini adalah surat terbuka saya untuk Pemerintah Balikpapan, Legislatif, Yudikatif, Ekskutif, dan Pihak-pihak yang terkait. Surat ini tentang pelayanan publik, tentang prilaku, tentang sebuah arti senyuman, tentang pekerjaan, dan tentang orang sakit.

Tanggal 4 Maret 2011, pagi yang cerah dihari jumat itu, kubuka mata dari tidur dengan rintihan sakit mama. Kalo sakitmasih bisa ditahannya, beliau nggak akan mengeluh. Mungkin karena sakit yang begitu terasa, mama nggak kuat menahannya sendiri. Membangunkan seisi rumah yang hanya ada aku dan bapak. Mama megeluh sakit dipinggang dan perutnya, sakit yang tak biasa menurutku. Masih sangat pagi mungkin ayam belum berkokok, dengan rasa sayang aku senantiasa berada disamping mama, entah hanya untuk mengelus pinggang atau mengolesi minyak gosok keperutnya.

Aku sadar bahwa sakit mama harus segera diobati, ketika matahari mulai bergerak naik, tetangga sudah berdatangan memberikan perhatian, dan ‘orang pintar’ yang aku pinggal juga sudah ada diantara kami. Tapi rintihan dari mama belum juga berhenti, kami disarankan untuk membawa mama ke puskesmas. Beberapa menit menanti taxi putih, kami menuju ke puskesmas pasar baru. Dijalan mama masih kesakitan.

Antrian sangat panjang, aku lupa ngambil nomer antrian berapa, tapi yang jelas sangat banyak orang yang mengantri. Dan inilah inti aku nulis surat ini.

Diloket tempat nomer antrian dan ktp diserahkan, dilantai dasar puskesmas, ada 2 orang wanita sebagai petugas loket. Kedua-duanya memakai jilbab, yang kiri agak muda, dan yang kanan yang ada dihadapanku sekitar 35 tahun. Wanita kanan ini Nampak begitu tidak bersahabat dengan kami para calon pasien. Tanpa sapa ataupun senyum sedikitpun, dengan nada arogan, wajah yang nggak ramah sama sekali, dan terlihat begitu sangar dengan pelayanannya. Mungkin dia pikir kami yang berobat ke puskesmas hanyalah orang-orang yang tak berpendidikan, tak punya apa-apa untuk dipamerkan dan tak punya hati untuk dihargai dan hanya akan mengerti perkataannya jika diperlakukan dengan tidak sopan.

Kemana wajah Indonesia yang dikenal ramah? Kemana kesopanan wanita itu?. Saya perhatikan bukan saya saja yang ditanyai dengan suara yang nggak enak tapi semua orang sebelum saya, bahkan lelaki tua renta juga diperlakukannya sama. Maaf sebelumnya Bu loket puskesmas pasar baru, Apa anda tidak pernah diajarkan sopan santun?. Setiao orang memang punya karakter masing-masing yang menjadi cirri khasnya tapi untuk hal ini sebagai front officer di tempat pelayanan public tidak seharusnya sifat arogan seperti itu dibiarkan tumbuh subur.

Melalui surat ini, saya ingin menyampaikan kepada pihak yang berwenang dan pihak yang terkait untuk benar-benar mempekerjakan orang yang punya rasa sopan kepada orang lain, apalagi di puskesmas yang notabene untuk melayani masyarakat bukan membuat sakit hati. Hak untuk bekerja memang dimiliki setiap individu tapi jika pekerjaan yang mengharuskan untuk berhadapan dengan orang banyak sebaiknya harus dites prilaku yang sesungguhnya. Bukan asal diterima saja apalagi karena titipan dari bos itu, atau ketua itu. Hal ini memang mungkin tidak terjadi ditempat itu saja tapi tempat lain, jadi akan lebih baik diperhatikan tingkah laku para karyawan masing2 tempat pelayanan public. Sudah seharusnya kita semua saling menghargai..

Setelah menunggu kurang lebih 1 setengah jam akhirnya bisa bertemu dengan dokter yang dirujuk langsung ke Rumah Sakit Bayangkari, ternyata dari hasil periksa darah diketahui bahwa mama mengalami infeksi saluran kencing dan asam urat yang naik. Alhamdulillah keadaan mama bisa semakin membaik. Hari itu bukan saja sakitnya mama yang membuat aku tak berhenti berdoa agar mama diberi kesembuhan tetapi saya juga berdoa supaya Ibu loket puskesmas pasar baru serta semua yang mempunyai sifat yang sama dibukakan hatinya. Aminnn..

Balikpapan, 27 April 2011.

ST. Fatimah

Komentar

Postingan Populer