Delapan belas hari
Dia
butuh 18 hari untuk bilang kangen, waktu terlama selama kita kenal. 18 hari
setelah aku bilang ikhlas, 18 hari setelah aku bilang siap melepasnya, 18 hari
setelah aku bilang sanggup melupakannya. Dia butuh 18 hari untuk memakai icon ‘crying’
setelah kata kangen.
Setahun
enam bulan, baru kali ini dia ‘mau belajar’, entah bagaimana meluapkan
bahagianya hati ketika dia bilang akan belajar dan berproses sedikit semi
sedikit. Tapi kemudian 2 sehari setelahnya dia bilang ingin mundur.
Aku ingin men-delete semua tentangnya. Tapi dia
selalu punya cara untuk membuatku ingin kepadanya. Urusan hati memang susah ditebak, pertemuan
kemaren, ehmmmmm….
Kata sayang masih terlontar,
senyumnya masih khas, gantengnya juga masih mempesona, ada sedikit kumis dan
janggut, hal baru yg kulihat. Dia masih menggemaskan, sangat menggemaskan.
Ketika beranjak pergi seperti biasa, dia akan menghampiri untuk memeluk dan
meberikan kecupan di kening (kalaupun dia lupa aku selalu mengingatkannya,
karena bagian ini selalu membuatku bergetar, ehemm).
Entah kenapa ada isakan tangisku
ketika tangannya mulai memelukku, ada rasa sakit, sedih, dan takut
kehilangannya. Ada rasa sayang yang begitu berlebihan untuknya, tapi aku tak
bisa memiliki. Tangisan kedua selama bersamanya, aku tak ingin melepas
pelukannya, aku takut itu adalah pelukan terakhir. Sesak rasanya, aku ingin
mengikhlaskannya, aku ingin menyayanginya hanya dalam batas aku pernah
memilikinya, karena aku tau, kita tidak akan mungkin bersama.
Selanjutnya kita memang tidak
akan bersatu, tapi hati ini pernah kamu miliki.. Insya ALLAH senyum terakhir
kita pertanda baik untuk saling mengikhlaskan.
Komentar
Posting Komentar