Dear Heart, Why Him ?

Singkat. Tapi tweet dari salah satu akun Twitter itu sempat membuatku terdiam, berpikir hingga kemudian muncul ide untuk nulis. Buka folder blog di Laptop, mencengangkan. Desember 2011 Folder terakhir tulisan dalam blog. Artinya sudah 16 bulan sama sekali gag ada ngetik-ngetik gila, nulis yang penting dan gag penting. Cukup lama ternyata.

Okey, balik ke topic judul.
Hemmmmmmm, why him??????

Pertanyaan yang memang Cuma si eneng hati yang bisa jawab. Kalo secara logika, nggak mungkin aku pilih dia, nggak mungkin aku mau sama dia, nggak mungkin.

 ‘Him’, si Mr.A yang udah betah nangkring selama (jenggg jenggggggg…..) 16 bulan disini, di hati ini. Yap, betul sejak 2011. Itu belum dihitung sejak pertama kenal, ehem. Kalo mau dipikir pake otak, pake rumus fisika+kimia+metik si ‘Him’ nggak mungkin ada, nggak mungkin aku sama dia.

 Ada banyak ‘karena’, tapi si hati tetap memilih ‘walaupun’. Hanya si hati yang bisa jawab, aku nyerah harus berpikir secara logika dan berpikir secara rumus, atau apapun itu. Sudah tak terhitung delete-invite, sudah tak terhitung kata stop, ikhlas, dan lupa, tapiii si hati tetap milih dia.

 Kalimat penutup dibawah mungkin pas untuk si hati dan si dia.

 Saat pasangan lain ngomong “kapan kita nikah?”, pasangan yang ini malah ngomong, “kapan kita siap untuk bubaran?”

Komentar

Postingan Populer